Finally, the time has gone. Kesempatanku buat ke APU benar-benar hilang
tahun ini. Pundi-pundi kisah, air mata, kenangan, dan keringat masih sangatlah
membekas. Sampai sekarangpun masih sangatlah sakit rasanya saat ingat betapa
berharganya APU bagiku. Bahkan, setiap hari aku tak berhenti berimajinasi
tentang kehidupanku selanjutnya disana. Aku memang seorang wanita yang sangat
mencintai dunia global. Aku sangat tertarik dengan orang asing. Meski mereka
sudah tak asing lagi untuk kutemui di Indonesia, tapi tetap.. aku ingin mereka
dalam skala yang lebih besar.
Temanku sagat beruntung. Mungkin itu karena restu dari orangtua dan semua
orang yang selama ini baik kepadanya. Dia memang orang yang sangat berbeda
denganku. Dia lebih humble, down to
earth, dan sosok pemimpin yang baik. Sedangkan aku selalu acuh dengan
sekitarku. 150 siswa di asrama Sampoerna Academy saja tidak semua kukenal
dengan baik.
When I come back to the reality, inilah saatnya aku menyusun kembali
semuanya dari awal. Di USBI lah sekarang aku memantapkan hati. Semua target di
angan harus jadi realitas. Aku lelah saat harus menemui mimpi yang jatuh kerena
hal sepele. Aku lelah menangis saat harus rela melepas mimpi di genggaman ini. Aku
lelah dianggap rendah.
Suatu saat nanti, aku pasti berkesempatan ke luar negeri.